Sunday, September 30, 2012
mendengar setiap nada
yang mengalun
hanya kerinduan yang menghampiri
dalam lamunan
hingga suatu hari
senandung rindu
bergemuruh
dalam lagu-lagu pilihan
kebodohan apa yang merelakannya pergi
dusta … !
dusta … !
tak pernah ada kerelaan ini
buih di kaki langit terlihat membiru
lamunanku memerah
riuh tetabuhan para penari
hanya bisa kupandang dari jauh
Saturday, September 22, 2012
Ini kali terakhir perjalanan
Menyusuri pantai
Untuk mencari tahu
Cerita pada tiang dan temali
Diantara dermaga
Meski enggan pergi melaut
Gerimis mempercepat kelam
Diantara kelepak camar
Menyungging muram
Sendu penghabisan bersidekap
Desir hari lari berkejaran
Masih pengap mengharap
Tiba diujung semenanjung
Dan kini tanah dan air menghilang
Tertidur diayun gelombang
Friday, September 21, 2012
Wednesday, September 12, 2012
Berdiri diam menatap timur
Menanti fajar yang biasa menyapaku
Mengajak bersenda, bernyanyi, bercerita
Seolah coba menyunggingkan senyum
Pada setiap insan
Tetapi tidak untuk pagi ini
Sebab aku masih menangis
Jerit semalam masih membekas dalam kalbu
Melukai jiwa suci yang melambungkan angan
Ingin mencoba kepakkan sayap
Dan sayap itu telah kusayat
Bukan bermaksud memenjarakannya dalam gelap
Tapi agar tidak jatuh tersambar petir saat terbang
Langit malam bergemuruh kecil
Namun tersimpan energi yang dahsyat
Aku takut sayapnya tidak akan sembuh terbakar energi itu
Menanti fajar yang biasa menyapaku
Mengajak bersenda, bernyanyi, bercerita
Seolah coba menyunggingkan senyum
Pada setiap insan
Tetapi tidak untuk pagi ini
Sebab aku masih menangis
Jerit semalam masih membekas dalam kalbu
Melukai jiwa suci yang melambungkan angan
Ingin mencoba kepakkan sayap
Dan sayap itu telah kusayat
Bukan bermaksud memenjarakannya dalam gelap
Tapi agar tidak jatuh tersambar petir saat terbang
Langit malam bergemuruh kecil
Namun tersimpan energi yang dahsyat
Aku takut sayapnya tidak akan sembuh terbakar energi itu
Monday, September 10, 2012
Subscribe to:
Comments (Atom)